Rabu, 02 Februari 2011

“Susah memang kalau menyangkut perasaan.”

*
[Sebuah dialog pada salah satu status warga negara Facebook. Dan, tetap ada proses editan sebelum di posting, hoho ;D]
'Kadang melepaskan seseorang, bukan karena berhenti mencintainya,.. tapi karena sebesar apapun usahanya, dia tak mencintaimu. :('

'Melepaskan adalah tindakan yg bijak jika dalam sikon spt itu... Hmm'

'Huuumm so sweet'

'Kok so sweet sih? So sick itu mah...'

'Iya,.. lagi dan lagi hah...aq niiiiiih knp sih?? aq kan bkn TUHAN,, koq bisa2nya kasi maaf dan kesempatan yaaaahh...Maksud aq,, kesempatan dia utk nyakitin dan lukai aq lagi??'

'Karna kamu tuw udah kecanduan.Tau candu? kayak nyuntikin obat bius ke badan. Sakit, tapi selalu pengen ngerasain rasa sakit itu. (Kita namakan saja 'sakit membawa nikmat' :p )
Kalo udh tau resikonya spt itu, harusnya gak usah pake ngeluh n bertanya2 lg...
Dinikmatin ajalah...Owkeh^__~v'

'Jgn ngomong macam2 yah,, ini forum internasional hah.Нa.. Haha.. Нaaa..Ooooohh mengeluh ta iku?? sebaikx aq mangan wae yow,, biar tambah ndut hah :p''Terkesan mengeluh Neng_^So, enjoy ajah, dalam negara cinta, biasa itu mah. Haha ;D'

###

Udah, gak usah shocked gitu dong dgn kalimat terakhir. Pada kenyataannya 'kecanduan dgn pasangan [jahat/abusif]' adalah hal yg sudah amat-sangat-biasa terjadi di dunia percintaan (yah, dari curhat2 yg pernah saya dengar dan fakta yg saya lihat sih begitu, hehe).

Ehem, kenapa sih kok mau-maunya bertahan mencintai pasangan(pacar) yang seperti itu? Walaupun sang pacar lagi dan lagi selalu menyakiti. Kalau memang menderita sama pacar dgn tipikal seperti di atas, kenapa masih mau bertahan dan menderita menghadapi ketidakjelasan sang pacar?

Bukankah ini namanya parade menyakiti diri sendiri???

Hmm, Ada beberapa jawaban yg bisa saya simpulkan untuk pertanyaan ini.[ahH, rasanya ini bukan jawaban, tapi lebih tepatnya Pembenaran! X(]

Yang pertama, seperti judul note di atas, maka benarlah jika hal2 yg berhubungan dengan perasaan itu adalah hal yang rumit dan belum tentu logis. Bahkan bisa berpotensi menyusahkan, terutama jika Anda sendiri yang jadi korbannya.Mungkin karena rasa adalah segalanya. Siapa yang tahu? *Hmm...-_-?*

Kedua, Sesuatu yang biasanya didapet dengan susah payah, biasanya lebih susah pula untuk melepaskannya :DBetul apa benaaaar?*emang pernah mengalami?*

Ketiga, Karena si korban berdelusi kalau 'kejahatan' itu adalah sesuatu yang bisa ia ubah dan dia percaya bahwa sang pacar itu sebenarnya hanya haus perhatian dan kasih sayang[-nya pacar khususnya]. They like playing ‘mom’, but they also still like the machoism and manliness of a rebel.*Sedihnya, seringkali hal inilah awal dari KDRT oleh pasangan yg abusif :(

*Keempat, menurut para pujangga serta pakar percintaan n the genk, CINTA ITU BUTA.*Baah...!! Jawaban basi! buang dan Lupakan!!!

*Kelima, Kenapa eh kenapa masih bertahan? Karena eh karena, Putus itu ga enak tauk....!*yg enak itu maem sate madura, yummy*

Keenam: hmm, apalagi yah? Ada yg mau menambahkan? ^__^

[Tapi, yang bikin saya heran [dan masygul] itu justru sang pacar. Udah diperhatiin, dikagumin, disabar-sabarin, dan dicinta mati-in, masiiiiih aja kayak gitu. Kayak nggak ada RASA banget sih.Jangan2 emang udah mati rasa, huft-_-' ]

[kalo kasus untuk pasangan yg sudah terikat pernikahan, pasti jawaban alias pembenaran untuk tetap bertahan lebih banyak n komplit. Haduwh.... X( ]



*semoga dia tak mengganggap saya mengeksploitasi lukanya untuk keperluan update postingan di facebook ini**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar