Jumat, 07 Juli 2017

Perjalanan ke Tanjung Medang, Pulau Rupat

Saya tidak pandai bercerita, tapi berikut ini pengalaman perjalanan 3 hari 2 malam di Pulau Rupat.

Lahir dan di besarkan di Kota Dumai - Riau, tapi belum pernah nyebrang ke pulau sebrang, Rupat. Cuma dengar kabar tentang pantai Tanjung Medang di  pesisir pantai Rupat Utara itu cantik dan berpasir putih.

Selasa, 4 Juli 2017, akhirnya mencoba berpetualang kesana dengan motor. 4 motor, 9 orang, berangkat sekitar jam 8 pagi dari pelabuhan RORO purnama menyebrang laut sekitar 40 menit sampai ke pelabuhan RORO Tanjung Kapal. Lanjut perjalanan dengan motor sekitar 3 jam. Rute jalan berliku, beraspal, jalan beton, dan jalan tanah, sedikit jalan becek dan licin kalo hari hujan.

Tujuan ke mercusuar Teluk Rhu. Numpang nginap di mess navigasi mumpung ada koneksi, heheh😆

Sampai di mess yang berhadapan langsung dengan pantai, makan siang, lalu saya pun ketiduran 😪. Bangun bangun sudah jam 4, ke pantai maen aer dan berenang (walaupun gak pandai renang 😂).

Malamnya, duduk di bawah pohon pinus berlampu. Di ujung dermaga arah jam 10 terlihat beberapa pengunjung atau warga setempat yang sedang memancing atau sekedar duduk duduk di dermaga.

Malam mulai dingin tandanya harus segera tidur karna besok subuh mau lihat sunset. Yey.....

Pagi jam 5 lewat menuju dermaga menanti sunset. Tapi berhubung tadi malam hujan deras, langit masih mendung dan gelap. Matahari terbit tidak begitu maksimal terlihat (halah...). Lanjut mandi pagi di pantai, rugi kalo gak maen aer laut 😆.

Sesudah sarapan, lanjut perjalanan menuju barat karna penasaran di ujung pantai ada apakah gerangan? Melewati bebatuan pinggir pantai hingga ke ujung, terlihatlah hutan bakau dengan pantai yang terlihat memerah ke pink seperti pink beach-nya lombok. Kenapa berwarna merah? Ternyata ribuan kepiting kecil yang sedang berjemurlah(?) Penyebabnya. Ribuan kepiting yang kalo didekati akan segera lari dan masuk ke lubang..

Tepi pantai yang sepertinya amat-sangat-jarang didatangi wisatawan, banyak sisa-sisa pohon besar yang hanya tinggal akar dan sebagian batangnya, yang pastinya bagus dijadikan sebagai objek foto. Serta hutan bakau yang lebat dan hijau dengan pasir yang putih bersih. Terus berjalan menyusuri tepi pantai, sesekali ngisengin the cute crabs, ngumpulin umang-umang dan jelas foto-foto 😁. Jalan kaki sekitar 30 menit lebih, sampailah di ujung pantai yang ternyata muara sungai. Di seberang sungai terlihat pelabuhan nelayan. Dan di seberang laut ada pulau kecil tak berpenghuni. Dan di darat ada sisa puing-puing fondasi bangunan. Pantai luas dengan pasir putih dan air yang jernih, benar-benar surga dunia. Kamu harus kesini, jangan hanya mentok di pantai depan mercusuar 😉

Hari ketiga, siap-siap pulang ke Dumai. Sebelum itu naik menara suar dulu yang tingginya lebih kurang 50 meter. Sebenarnya masyarakat umum dilarang naik, tapi saya dan rombongan beruntung dapat izin, yeyyy... Naik sebentar, foto-foto, lalu turun (Turun lebih serem daripada naik 😆) dan di atas angin kencang jadi menara agak goyang.

Jam 8 pamit dengan penjaga mercusuar, (terimakasih om yang baik hati 😊).

Lanjut perjalanan menuju pulang, salah satu teman bermotor melewati pesisir pantai menuju pantai Tanjung Lapin yang katanya ada wisata berkuda, sedangkan saya dan yg lain melewati jalur biasa. Mampir sebentar di Lapin lalu lanjutin perjalanan. Setelah 1 jam perjalanan kami mampir ke pantai yang lain. Pantai Ketapang... Di pinggir pantai berjejer hutan pinus yang dijadikan sarang burung gagak. Istirahat sebentar, lalu lanjut ke roro tanjung kapal menuju Dumai.

Lelah, badan sakit-sakit, batuk pilek, tapi hati S.E.N.A.N.G 😄😄😄😄😄😄

Nb: tarif roro permotor/2 orang = 30k

Tidak ada komentar:

Posting Komentar