Sabtu, 27 September 2014

Jatuh cinta = tidak waras??

Seseorang yg sedang jatuh cinta
bisa dikategorikan dalam kondisi
"tidak waras".  Dan seringkali punya ide luarbiasa dan gagasan-gagasan baik yg terucap.

Contoh :
"Akan kubuatkan istana terbang
diatas bintang supaya kita tak
berurusan lagi dengan orang Bumi dan masalahnya".

"Akan kubuat Bumi berhenti
berputar, dan waktu terhenti pada saat kita berjumpa, supaya abadilah hubungan cinta kita".

Atau,  "Nanti kita akan menua
bersama dan tinggal dirumah pohon berdua. Nggak turun-turun. Because the world so cruel."

Atau, "Kita akan traveling ke
seluruh pojok-pojok dunia, karena tinggal dirumah, punya rumah itu adalah gangguan yg merepotkan untuk traveler".

Egoist memang, karena seolah tidak memikirkan manusia lain. Absurd?
Bisa iya bisa juga tidak. Karena
faktanya masih numpang hidup dan bernafas di planet biru dengan manusia dan permasalahanya.

Tak ada yg tak ada yg tak mungkin dengan "the power of love". Tapi untuk membuat ide-ide itu menjadi nyata, dia perlu bantuan pasangannya untuk
mewujudkannya.

Kapabilitas dan integritas akan
membuat sesorang dimanfaatkan. Tetapi bukankah
sebuah hubungan adalah saling
memanfaatkan? In the end kembali berpulang pada personal masing-masing. Mau nggak permanfaatan itu berguna bagi keseimbangan hubungan personal dan juga sesama. Karena keseimbangan hubungan antar manusia begitu relative dan kompleks.

Lebih baik hening sebentar, karena orang yg pernah belajar dalam keheningan biasanya mampu mengendapkan pikiran pemikir-pemikir besar dan kemudian mengembangkan pikiran yg diyakininya dalam behaviornya. Yang berguna untuk bersosialisasi dan banyak hal lain selama masih di planet Bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar