Minggu, 23 Oktober 2011

(Bukan) Dendam

*Ini lanjutan tulisan sebelumnya.*

Suatu malam disalah satu ruang kelas kampus. Kami mengadakan sidang Laporan Pertanggunggawaban (LPJ) masing2 ketua divisi. Saat itu saya mewakili ketua saya untuk menyampaikan LPJ divisi inventaris.

Tak ada tanda2 saya akan mendapatkan masalah malam itu, semua berjalan tenang dan damai. Namun, semuanya berubah jadi menjengkelkan saat ketua Komdis menyampaikan LPJ. Dimana dia menyatakan telah membuat sistem SP (Surat Peringatan) bagi anggota yg melanggar disiplin. Dan selama dia menjabat, pihak Komdis telah mengeluarkan 1 SP. Bisa ditebak dong siapakah manusia beruntung yg mendapatkan SP ituh? Eaaa... Saya :_(

Awalnya saya gak begitu kaget yah, resiko saya untuk dapat SP emang besar. Tapi yg saya gak sukaknya, alasan saya dapat SP karna saya gak ikut Anjangsana beberapa waktu yg lalu. Hey! Bukankah saat itu saya sakit? 2 orang anggota juga melihat kondisi saya. Dan saya juga telah minta izin sama ketua panitia (baca catatan sebelumnya). Kalo untuk kesalahan lain, it's okelah, saya terima. Tp ini krn gak datang anjangsana yg mana saya dalam keadaan sakit, kok dapat SP. Dimana letak salahnya?

Balik ke suasana sidang LPJ, Hati saya panas, ego saya terguncang. Saya merasa dijadikan sbg kelinci percobaan. Saya ingin protes, tp dicegah. Semacam dipaksa untuk menerima keadaan. Kalo saja saya mau berkeras untuk protes, pastinya ketua komdis itu mendapat malu. Sayangnya saya tak setega itu.

Daripada saya meledak diruang itu, lebih baik saya keluar. Sayapun langsung mencari 2 org teman yg tau kondisi saya waktu sakit. Mereka mengklaim bahwa mereka sudah menyampaikan kondisi saya yg sakit, bahkan ketua komdis itu juga mendengar.
###

Hidup di dunia memang penuh dengan ketidakadilan. Makanya Tuhan menciptakan hari pembalasan.

Purnama, 23 Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar